Kondisi untuk Bisa Tidur

Tidur adalah salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Seseorang yang kurang tidur dapat mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi serta gangguan kesehatan lainnya. Karena itulah kita disarankan untuk tidur paling tidak 6-8 jam sehari. Memang sih, tidur adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan, apalagi saat sedang tidak banyak tugas dan pikiran yang mengganggu, oh nikmatnya.. 😛

Namun, tidak semua orang merasa mudah untuk tidur. Biasanya seseorang memiliki kondisi-kondisi khusus yang haus dipenuhi agar bisa tidur, tergantung kebiasaan. Ada yang lebih suka tidur dalam kondisi lampu menyala, ada pula yang tidak bisa tidur jika sekelilingnya belum benar-benar gelap. Ada yang hanya bisa tidur dalam suasana tenang, ada pula yang dapat tidur meskipun terdapat suara-suara berisik di sekitarnya. Sebagian yang lain baru bisa tidur jika sambil mendengarkan musik atau menonton TV. Bahkan ada yang aneh-aneh, misalnya keponakan saya yang baru bisa tidur jika berselimutkan sarung kesayangannya. Di sisi lain ada banyak teman saya yang bisa tidur kapan saja dan di mana saja, terutama saat pelajaran di kelas, hehehe. Namun ada pula yang memang memiliki kesulitan untuk tidur yang biasa disebut dengan insomnia.

Terlepas dari kondisi-kondisi tersebut, hampir setiap orang sudah memiliki jam biologis tubuh yang dapat mengatur kapan dia harus beraktivitas dan kapan istirahat dan tidur. Oleh karena itu orang yang terbiasa tidur larut malam akan sulit untuk tidur lebih awal.

Bagaimana dengan saya? Saya sendiri orang yang prefer tidur dalam kondisi gelap dan tenang. Makanya saat saya tidur, seringkali sedikit cahaya atau suara saja dapat membuat saya terbangun. Untuk tidur, saya tidak suka pake selimut, kalopun dipaksa pake selimut pasti saat bangun tuh selimut udah terlempar entah ke mana, hahaha. Satu lagi, saya sulit tidur dengan posisi kepala yang tegak (misal dalam posisi duduk atau berdiri). Oleh karena itu, saya paling tidak bisa kalo harus tidur di kendaraan (misal di mobil dan kereta). Saya sering bepergian ke luar kota naik travel atau bis (biasanya ke Jakarta dan sekitarnya), dan saya hampir tidak pernah bisa tidur selama di perjalanan, hufft. Walaupun udah dipaksa merem berjam-jam, tetep aja kalo gak benar2 ngantuk ya gak bisa tidur. Tapi kalo emang udah kecapekan, kurang istirahat, mata udah 5 watt, saya tetap bisa tidur dalam kondisi apapun. Kebanyakan orang pun juga pasti begitu lah…

That’s me, how about you?

Yah, maka dari itu bersyukurlah bagi yang masih diberi nikmat untuk tidur. Jangan lupa berdoa sebelum tidur yaaa ^_^

Teringat Pesan CEO Coca-Cola

Dalam salah satu pidatonya di tahun 90an, Bryan Dyson, mantan CEO Coca-Cola pernah mengatakan quote ini:

Imagine life as a game in which you are juggling some five balls in the air. You name them: Work, Family, Health, Friends and Spirit and you’re keeping all of these in the Air.

You will soon understand that work is a rubber ball. If you drop it, it will bounce back.

But the other four Balls – Family, Health, Friends and Spirit – are made of glass. If you drop one of these; they will be irrevocably scuffed, marked, nicked, damaged or even shattered. They will never be the same. You must understand that and strive for it.

Artinya kira-kira sebagai berikut:

“Bayangkan hidup sebagai sebuah permainan di mana Anda bermain akrobat (juggling) dengan lima bola di udara. Anda menamai bola-bola itu: Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Jiwa dan Anda menjaga semua bola ini tetap di udara.

Anda akan segera memahami bahwa pekerjaan adalah bola karet. Jika Anda menjatuhkannya, bola itu akan memantul kembali.

Namun empat bola lainnya – Keluarga, Kesehatan, Teman dan Jiwa – terbuat dari kaca. Jika Anda menjatuhkan salah satunya, mereka bisa lecet, membekas, retak, rusak atau bahkan hancur. Mereka tidak pernah akan sama. Anda harus memahami itu dan berusaha untuk menjaganya. ”

Hmmmm.. Setelah saya renungkan, selama ini sepertinya saya terlalu ambisius menjaga “si bola karet”. Sering kali waktu saya seharian dihabiskan untuk mengejar karir. Kuliah lah.. Nugas lah.. Ngerjain proyek lah.. Nyari duit lah.. Rapat lah.. It’s okay sih, memang kerja keras itu penting untuk mencapai kesuksesan. Namun ada saatnya saya terlalu fokus di sana hingga agak mengabaikan “bola-bola” yang lain. Terutama saat badai tubes menghadang, pagi siang malam dihabiskan buat nubes. Jadi jarang berkomunikasi dengan keluarga, kurang tidur, gak ada waktu untuk bermain dan refreshing, dsb. Saya yakin, banyak mahasiswa lain yang mengalami masa-masa seperti ini. Continue reading

Keluargaku Akhirnya Berkumpul, Lengkap!!

Setelah 13 tahun, saya dan SEMUA kakak saya (dan keluarganya masing-masing) akhirnya dapat berkumpul di rumah orang tua saya di Sragen. Ini memang momen yang jarang terjadi, biasanya setiap kali berkumpul, ada saja salah satu kakak saya yang tidak pulang. Maklum lah, kakak saya yang kedua merantau ke Palembang dan kakak ketiga merantau ke Tangerang. Mereka lah yang biasanya jarang pulang karena harus mengurusi pekerjaannya masing-masing. Biasanya hanya mudik beberapa tahun sekali saat libur sekolah atau pas lebaran. Namun ya itu, kedua kakak ini gak pernah pulang pada saat yang bersamaan sehingga keluarga ini tidak berkumpul lengkap. Tapi alhamdulillaah lah, akhirnya sekarang anak-anak orang tua saya dapat pulang kampung semua. Bisa bernostalgia bersama.

Bagi yang belum tau, saya adalah anak bungsu dari 6 bersaudara. Kelima kakak saya sudah menikah, punya rumah sendiri-sendiri, dan sudah punya anak semua. Hingga saat ini, saya sudah punya 9 keponakan. Yang paling gede udah kelas 3 SMP, yang paling kecil masih umur 3 tahun. Hufft, jadi kalo semua lagi berkumpul dalam satu rumah rasanya rameeee bangettttt.. Tapi seru lah pokoknya, sesuai petikan lagunya Keluarga Cemara:

Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga

Ah, tapi tetep saja saya sering diledekin kakak-kakak saya gara-gara masih belum punya keluarga sendiri, masih single, hohoho.. [forever alone >.<]. Kapan ya bisa nyusul? #eaaa

Dari foto di atas, pengin tau yang mana aja kakak saya? ini diaa…

depan dari kiri: Mbak Ndari (anak ke-4), Mas Eko (anak ke-1), Mbak Indah (anak ke-5); belakang dari kiri: Mas Bagus (anak ke-2), saya (anak ke-6), Mas Tri (anak ke-3)

Bagi yang sedang merantau, jangan lupa sempatkan waktu kunjungi keluarga di kampung halaman yaa. Karena ‘harta’ yang satu ini tak dapat tergantikan oleh apapun.. Jangan sampai kesibukan dan rasa angkuh justru menjadikan kita seperti kacang yang lupa pada kulitnya. 🙂

Memasuki Dunia Kartun

Salah satu hobi saya adalah bikin desain. Jiwa seni saya kayaknya memang cukup berkembang. Mungkin karena ayah saya dulu ada guru seni, sehingga bakatnya menurun kepada saya. Bedanya, ayah saya ahli menggambar dengan tangan, sedangkan saya dengan mouse, wkwkwk..

Dalam membuat desain, saya biasa menggunakan kakas Corel Draw, karena saya memang kurang begitu bisa pake Photoshop.  Corel Draw ini pun saya pelajari secara otodidak, berawal dari iseng-iseng dan coba-coba belaka. Saya biasanya cuma desain logo atau jaket gitu. Nah, untuk kali ini saya mencoba-coba membuat kartun. Yakni, kartun yang merupakan potret diri saya sendiri.

Karena saya kurang bisa menggambar secara langsung (kayak nggambar manga gitu), jadinya kartun ini saya buat dengan cara trace foto saya sendiri secara manual (bahasa jawanya: ngeblat) dengan Corel Draw.

trace amatiran =P

Karena saya masih cupu, tekniknya juga pake yang simpel-simpel aja. Untuk tiap bagian cukup lakukan trace ngikutin garis dengan B-spline tool, dirapikan, trus diwarnai, sama atur transparansi. Udah gitu doang, ditambah dengan beberapa penyesuaian. Dan saya tidak menggambar wajahnya secara detail, biar hasilnya sederhana saja kayak kartun pada umumnya.

Dan inilah dia hasilnyaaa…

jeng jeeeeeenggg…

Kartun H2c

Gimana gimana?

Mirip gak sama orang aslinya?? hehehe..

Maaf deh kalo masih kurang bagus, lagian ini juga nggambarnya cuma pake touchpad, gak pake mouse sama sekali. (Mouse saya rusak, hikz.. T.T *malah curcol :-P)

Oke deh, semoga bakat di bidang desain ini dapat terus berkembang. Dari yang sekedar kartun klasik, jadi bisa nggambar manga. Dari yang cuma bisa 2D jadi bisa 3D. Jadinya kan, ntar pas develop software gak perlu repot2 cari desainer, hehehe…

OK deh, sekian saja.. Ditunggu komentarnya.. Makasiiiih.. ^_^

21

Tulisan ini dibuat di usia saya yang ke-21, di tanggal 21, jam 21.21

Saya pun jadi teringat film dengan judul 21.

Film tersebut mengisahkan perjalanan hidup Ben Campbell, seorang mahasiswa matematika MIT, yang menginjak usia 21 tahunnya, yang ingin melanjutkan kuliah di kedokteran Harvard, tetapi terhalang biaya. Akhirnya dia bergabung dengan suatu kelompok pemain judi blackjack (di permainan ini, angka 21 memang istimewa, angka keberuntungan lah). Namun mereka bermain secara kreatif licik, bekerja sama dengan terstruktur dan menggunakan metode menghitung kartu, sehingga peluang untuk menang menjadi besar. Ben pun menjadi andalan karena bakat matematikanya yang cukup luar biasa. Pokoknya, ni film recommended banget lah buat ditonton, hehehe.. #BukanPromosi

Loh.. Kok malah ngomongin film.. 😛

Hmmm…

Pokoknya saat ini saya sedang merenung.. merenung tentang jalan hidupku….

Jadi, apa saja yang sudah saya lakukan 21 tahun ini?

Banyak!! Memang sudah tak terhitung lagi pahit manisnya kehidupan yang sudah aku telan.. Sudah banyak nafas yang aku hembuskan.. Sudah banyak jarak yang sudah aku tempuh.. Sudah banyak kata yang terlontar.. Sudah banyak manusia yang sudah saya temui..

Apakah saya cukup memberikan manfaat bagi orang lain?

Ataukah saya hanya parasit yang kerjanya mengusik orang-orang yang ingin hidup tenang? (Maaf bagi yang merasa terganggu akan kehadiran saya. 🙂 )

Lalu…

Memang sudah seharusnya saya memulai memikirkan masa depanku..

Setelah ini apa saja yang akan aku lakukan?

Jalan mana yang aku pilih untuk mengarungi masa yang akan datang?

Mau ngapain ntar di tingkat 4? Mau ke mana aku setelah lulus nanti? Apa yang bisa aku perbuat buat bahagiain bapak ibuku?  Siapakah bidadari yang akan menjadi pendamping hidupku kelak? Mau dikasih makan apa keluargaku? (haduh, udah jauh banget sih mikirnya, wkwkwk)

Apakah saya bakal jadi karyawan kah? Programmer kah? Analis kah? Dosen kah? Manajer kah? Direktur kah? Dokter kah? Ato jangan2 jadi pemain blackjack, wkwkwk…

Hmmm…. Biarlah waktu yang akan menjawab… Yang jelas saya selalu percaya Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat hambanya…

Yasudah lah, saya akhiri saja curhatan galau dan sok puitis ini.. Lagi bosen euy, ada yang mau ngajakin nonton ke 21 ?!?! hehehe =P